Tigapuluhdelapan hari sudah semenjak kita memutuskan untuk tidak
berjalan bersama lagi. Bagaimana kabarmu yang sekarang? Aku harap kau
selalu baik-baik saja. Masih ingat aku? Jangan bilang kau melupakanku,
orang yang dulu pernah kau berikan janji-janji mu. Aku tau, kau bahkan
tidak mengingat salah satu janjimu yang kau buat untukku kan? Ah aku
mengerti. Mungkin kau sedang membuat janji baru dengan yang lainnya.
Kabarku hari ini tetap sama, bersinar seperti matahari. Meskipun awan-awan mendung selalu menghampiriku setiap detiknya, tapi aku selalu berusaha menghangatkan tubuhku sendiri dengan cahaya yang aku punya. Bukan aku tidak bisa melupakanmu secepat kau melupakanku. Aku hanya masih ingin menikmati ini, menikmati sisa-sisa kenangan yang aku genggam kini.
Aku tidak ingin menghapusnya secepat perputaran jarum jam, menit, dan detik. Aku masih ingin menikmati rasa yang aku punya untukmu. Jangan paksa aku untuk menghapusnya, karena rasa ini juga tidak akan bertahan selamanya, jadi biarkan aku sedikit saja menikmatinya sebelum dia lenyap dan mati.
Maafkan aku, aku masih susah menghapus semua ucapan-ucapanmu yang selalu kau ucapkan di depanku. Aku masih sukar melupakan janji-janjimu yang tak pernah terwujud hingga kini. Aku juga masih sulit menghilangkan kepingan-kepingan momentum saat kita menghabiskan hari bersama. Seandainya amnesia tidak harus kecelakaan dulu mungkin aku memilih untuk mengalami amnesia saja.
Waktu sudah berjalan selama ini, dan aku masih diam di tempat ; masih tetap merindukanmu. aku pikir kau berbeda dengan yang lainnya. Ternyata kau sama saja. Sama-sama mengingkari apa yang pernah kau ucapkan. Sedemikian sulit menerima ini, maka aku memutuskan untuk berjalan tanpa melangkah.
Tidak ada perpisahan yang menyenangkan, Jadi biarkan aku sesaat membuat perpisahan kita untuk bertahan di sebagian ingatanku. Biarkan aku sementara ini berjalan di temani sosokmu yang fatamorgana. sayang, percayalah aku tidak akan melupakanmu. Aku akan menyimpanmu dengan rapi, sebagai sebuah kenangan tak bernyawa.
Kabarku hari ini tetap sama, bersinar seperti matahari. Meskipun awan-awan mendung selalu menghampiriku setiap detiknya, tapi aku selalu berusaha menghangatkan tubuhku sendiri dengan cahaya yang aku punya. Bukan aku tidak bisa melupakanmu secepat kau melupakanku. Aku hanya masih ingin menikmati ini, menikmati sisa-sisa kenangan yang aku genggam kini.
Aku tidak ingin menghapusnya secepat perputaran jarum jam, menit, dan detik. Aku masih ingin menikmati rasa yang aku punya untukmu. Jangan paksa aku untuk menghapusnya, karena rasa ini juga tidak akan bertahan selamanya, jadi biarkan aku sedikit saja menikmatinya sebelum dia lenyap dan mati.
Maafkan aku, aku masih susah menghapus semua ucapan-ucapanmu yang selalu kau ucapkan di depanku. Aku masih sukar melupakan janji-janjimu yang tak pernah terwujud hingga kini. Aku juga masih sulit menghilangkan kepingan-kepingan momentum saat kita menghabiskan hari bersama. Seandainya amnesia tidak harus kecelakaan dulu mungkin aku memilih untuk mengalami amnesia saja.
Waktu sudah berjalan selama ini, dan aku masih diam di tempat ; masih tetap merindukanmu. aku pikir kau berbeda dengan yang lainnya. Ternyata kau sama saja. Sama-sama mengingkari apa yang pernah kau ucapkan. Sedemikian sulit menerima ini, maka aku memutuskan untuk berjalan tanpa melangkah.
Tidak ada perpisahan yang menyenangkan, Jadi biarkan aku sesaat membuat perpisahan kita untuk bertahan di sebagian ingatanku. Biarkan aku sementara ini berjalan di temani sosokmu yang fatamorgana. sayang, percayalah aku tidak akan melupakanmu. Aku akan menyimpanmu dengan rapi, sebagai sebuah kenangan tak bernyawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar